Sabtu, 10 Maret 2012

PENGOBATAN MASALAH TERHENTINYA PERKEMBANGAN ILMU, AMAL DAN DAKWAH DENGAN CARA MENTADABBURI AL-QUR’AN



Wahai saudaraku yang mulia, itulah criteria yang telah ditetapkan buatmu oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah yang seolah bagaikan seorang tabib : “sesungguhnya segala sesuatu yang melalaikanmu dari Alqur’an adalah kesialan atas dirimu sendiri.”
Al-Qur’an hai para pemuda! Aku sering bertemu dengan teman-teman ku, lalu aku bertanya bagaimana kabranya bersama Al-Qur’an? Aku tanyakan kepadanya : ”kapankah terakhir kali engkau mengkhatamkan Al-Qur’an?” bagaimana keadaanmu bersama Al-Qur’an? Bagaimanakah keadaan dzikir harianmu? Ia menjawab : “Aku Malu!”.
Demi Allah benar! Engkau pantas malu terhadap dirimu jika keberadaan mu bersama Al-Qur’an bahwa engkau tidak mengkhatamkan Al-Qur’an bahwa engkau tidak mengkhatamkannya kecuali sekali saja setiap satu atau dua bulan.
Wahai sahabat cobalah engkau merenunginya, pasti engkau berapa banyak sudah kesempatan yang terbuang percuma. Tangisilah dosa yang telah menghalangi dan meluputkanmua dari kemenangan. Tumpahkanlah air mata penyesalanmu di dekat air mata harapan. Mudah-mudahan engkau masih dapat tertolong!.
Hai orang-orang yang pernah bermu’amalah bersama Allah… Hai orang-orang yang dahulu gemar shalat malam kemudian menjadi pemalas… Hai orang-orang yang dahulu rajin berdzikir kemudian meninggalkannya dan sibuk mengobrol… Hai orang-orang yang dahulu hafal Al-Qur’an kemudian melupakanya, lalu jatuhkanlah kehinaan dan hatinya, dan memang pantaslah kehinaan itu baginya… Hai orang-orang yang dahulu rajin beribadah lalu menjadi orang yang pemalas… Berdirilah di kegelapan malam dan ulurkanlah tangan penuh kerendahan, lalu katakanlah : “Dahulu aku rajin berkhidmat lalu akau lalai sehingga menjauh. Demi keperkasaan-Mu, kekuasaan-Mu, ampunan dan rahmat-Mu, keagungan dan kemuliaan-MU, dengan kemuliaan-MU dan khinaanku, rahmatilah aku. Dengan kekuatan-Mu dan kelemahan diriku, gapailah tanganku. Dengan kekayaan-MU dan kemiskinan ku tuntunlah tanganku, dengan kekayaan-Mu dan kefakiranku, tunjukilah aku dengan baik…
Sesungguhnya yang lebih baik keadaannya adalah orang yang membiasakan bacaan (doa) sehari-hari. Namun sangat disayangkan (dikesempatan lain) kita enggan memaksa diri kita untuk murajaah mufradat Al-Qur’an atau membacanya secara rutin sambil memperhatikan kandungan maknanya. Banyak orang yang memaksakan dirinya berhubungan lewat telepon dengan salah seorang masyaayikh dan ulama untuk menanyakan tentang tafsir ayat, tetapi ia tidak memaksakan dirinya untuk melihat langsung dalam buku-buku tafsir. Barang kali ia memiliki buku yang paling mahal dan paling bermutu sementara ia tidak mengetahui nilai buku yang ada di perpustakaan pribadinya.
Sunggguh, ia tidak memaksakan dirinya untuk membaca buku kalimat Al-qur’an tulisan Syeikh Abu Dzar Al-Qalmuuni untuk mengetahui makna-makna dri kalimat Al-Qur’an.
Banyak diantara saudaraku yang membatas pendalamanya hanya pada beberapa ayat pilihan dalam Al-Qur’an. Dengan anggapan bahwa ayat-ayat tersebut telah dapat mewakili satu sisi atau lebih dari sisi islam. Tanpa memiliki gambaran lengkap yang wajib dipahami, diimani dan diamalkan oleh seyiap muslim.
Sungguh kita butuh mengatur bagi diri kita sebuah jadwal belajar yang teratur, berkala dan jelas tujuannya, agar kita bisa menelurkan generasi yang memahami perkataan Rabb mereka dengan pemahaman yang benar. Aku benar-benar memberikan nasihat yang tulus kepada kalian dengan berharap kepada Allah semoga aku selalu menjadi penasihat yang terpecaya bagi kalian.
Kesimpulan :
Kita sebagai umat muslim harus memiliki keimanan serta kepercayaan akan kebesaran Allah SWT. Karena tidak ada tuhan melainkan Dia. Kita sebagai umat muslim harus dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban kita terhadap agama kita (ISLAM). Hal inilah yang nantinya akan memperkokoh keimanan bagi diri kita sendiri. Apakah hanya dengan solat kita menjalankannya? Tentu tidak karena Islam mengajarkan kita aneka ragam ibadah seperti halnya solat wajib (5 waktu) dan sunnah, puasa, membayar zakat, infaq, membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dan Al-Hadist serta mengamalkannya, dll yang sifatnya halal menurut ajaran Islam.
Seperti halnya kita membaca Al-Qur’an, mungkin tanpa kita sadari kita sering melalaikan ayat-ayat suci Al-Qur’an, kecuali disaat bulan Ramadhan saja baru kita mengingat-ingat akan ayat-ayat Al-Qur’an. Coba kita renungkan, betapa sempurnanya Al-qur’an tersebut di ciptakan dan diturunkan oleh Allah SWT. Mengapa saya bilang sempurna, karena isi kadungan dari Al-Qur’an tersebut merupakan cerminan bagi kehidupan kita sehari-hari di dunia yang fana ini. Baik kejadian yang telah terjadi atau pun kejadian yang belum terjadi (Hari Akhir/Kiamat).
Oleh karena itu kita sebagai umat muslim yang beragama, mumupung kita masih diberikan waktu oleh Allah SWT untuk hidup di dunia ini, maka jangan pernah kita melalaikan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut. Karena Yang akan menolong kita dari api neraka itu sendiri adalah amal ibadah kita sehari-hari. Bukan berupa emas ataupun kekayaan yang kita miliki (yang sifatnya sementara didunia ini). ^_^

Sumber : Muhammad bin Husain Ya’qub, mengobati kelesuan iman. Solo : At-Tibyan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar