Wahai
saudaraku yang mulia, itulah criteria yang telah ditetapkan buatmu oleh Ibnul
Qayyim Al-Jauziyah yang seolah bagaikan seorang tabib : “sesungguhnya segala
sesuatu yang melalaikanmu dari Alqur’an adalah kesialan atas dirimu sendiri.”
Al-Qur’an
hai para pemuda! Aku sering bertemu dengan teman-teman ku, lalu aku bertanya
bagaimana kabranya bersama Al-Qur’an? Aku tanyakan kepadanya : ”kapankah
terakhir kali engkau mengkhatamkan Al-Qur’an?” bagaimana keadaanmu bersama
Al-Qur’an? Bagaimanakah keadaan dzikir harianmu? Ia menjawab : “Aku Malu!”.
Demi
Allah benar! Engkau pantas malu terhadap dirimu jika keberadaan mu bersama
Al-Qur’an bahwa engkau tidak mengkhatamkan Al-Qur’an bahwa engkau tidak mengkhatamkannya
kecuali sekali saja setiap satu atau dua bulan.
Wahai
sahabat cobalah engkau merenunginya, pasti engkau berapa banyak sudah
kesempatan yang terbuang percuma. Tangisilah dosa yang telah menghalangi dan
meluputkanmua dari kemenangan. Tumpahkanlah air mata penyesalanmu di dekat air
mata harapan. Mudah-mudahan engkau masih dapat tertolong!.
Hai
orang-orang yang pernah bermu’amalah bersama Allah… Hai orang-orang yang dahulu
gemar shalat malam kemudian menjadi pemalas… Hai orang-orang yang dahulu rajin
berdzikir kemudian meninggalkannya dan sibuk mengobrol… Hai orang-orang yang
dahulu hafal Al-Qur’an kemudian melupakanya, lalu jatuhkanlah kehinaan dan
hatinya, dan memang pantaslah kehinaan itu baginya… Hai orang-orang yang dahulu
rajin beribadah lalu menjadi orang yang pemalas… Berdirilah di kegelapan malam
dan ulurkanlah tangan penuh kerendahan, lalu katakanlah : “Dahulu aku rajin
berkhidmat lalu akau lalai sehingga menjauh. Demi keperkasaan-Mu, kekuasaan-Mu,
ampunan dan rahmat-Mu, keagungan dan kemuliaan-MU, dengan kemuliaan-MU dan
khinaanku, rahmatilah aku. Dengan kekuatan-Mu dan kelemahan diriku, gapailah
tanganku. Dengan kekayaan-MU dan kemiskinan ku tuntunlah tanganku, dengan
kekayaan-Mu dan kefakiranku, tunjukilah aku dengan baik…
Sesungguhnya
yang lebih baik keadaannya adalah orang yang membiasakan bacaan (doa)
sehari-hari. Namun sangat disayangkan (dikesempatan lain) kita enggan memaksa
diri kita untuk murajaah mufradat Al-Qur’an atau membacanya secara rutin sambil
memperhatikan kandungan maknanya. Banyak orang yang memaksakan dirinya
berhubungan lewat telepon dengan salah seorang masyaayikh dan ulama untuk
menanyakan tentang tafsir ayat, tetapi ia tidak memaksakan dirinya untuk
melihat langsung dalam buku-buku tafsir. Barang kali ia memiliki buku yang
paling mahal dan paling bermutu sementara ia tidak mengetahui nilai buku yang
ada di perpustakaan pribadinya.
Sunggguh,
ia tidak memaksakan dirinya untuk membaca buku kalimat Al-qur’an tulisan
Syeikh Abu Dzar Al-Qalmuuni untuk mengetahui makna-makna dri kalimat Al-Qur’an.
Banyak
diantara saudaraku yang membatas pendalamanya hanya pada beberapa ayat pilihan
dalam Al-Qur’an. Dengan anggapan bahwa ayat-ayat tersebut telah dapat mewakili
satu sisi atau lebih dari sisi islam. Tanpa memiliki gambaran lengkap yang
wajib dipahami, diimani dan diamalkan oleh seyiap muslim.
Sungguh
kita butuh mengatur bagi diri kita sebuah jadwal belajar yang teratur, berkala
dan jelas tujuannya, agar kita bisa menelurkan generasi yang memahami perkataan
Rabb mereka dengan pemahaman yang benar. Aku benar-benar memberikan nasihat
yang tulus kepada kalian dengan berharap kepada Allah semoga aku selalu menjadi
penasihat yang terpecaya bagi kalian.
Kesimpulan
:
Kita
sebagai umat muslim harus memiliki keimanan serta kepercayaan akan kebesaran
Allah SWT. Karena tidak ada tuhan melainkan Dia. Kita sebagai umat muslim harus
dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban kita terhadap agama kita (ISLAM). Hal inilah
yang nantinya akan memperkokoh keimanan bagi diri kita sendiri. Apakah hanya
dengan solat kita menjalankannya? Tentu tidak karena Islam mengajarkan kita
aneka ragam ibadah seperti halnya solat wajib (5 waktu) dan sunnah, puasa,
membayar zakat, infaq, membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dan Al-Hadist serta
mengamalkannya, dll yang sifatnya halal menurut ajaran Islam.
Seperti
halnya kita membaca Al-Qur’an, mungkin tanpa kita sadari kita sering melalaikan
ayat-ayat suci Al-Qur’an, kecuali disaat bulan Ramadhan saja baru kita
mengingat-ingat akan ayat-ayat Al-Qur’an. Coba kita renungkan, betapa
sempurnanya Al-qur’an tersebut di ciptakan dan diturunkan oleh Allah SWT. Mengapa
saya bilang sempurna, karena isi kadungan dari Al-Qur’an tersebut merupakan
cerminan bagi kehidupan kita sehari-hari di dunia yang fana ini. Baik kejadian
yang telah terjadi atau pun kejadian yang belum terjadi (Hari Akhir/Kiamat).
Oleh
karena itu kita sebagai umat muslim yang beragama, mumupung kita masih
diberikan waktu oleh Allah SWT untuk hidup di dunia ini, maka jangan pernah
kita melalaikan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut. Karena Yang akan menolong kita
dari api neraka itu sendiri adalah amal ibadah kita sehari-hari. Bukan berupa
emas ataupun kekayaan yang kita miliki (yang sifatnya sementara didunia ini).
^_^
Sumber
: Muhammad bin Husain Ya’qub, mengobati
kelesuan iman. Solo : At-Tibyan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar