Pengertian
Biaya
Pengertian
biaya menurut Mulyadi (2009 ; 23), mendefinisikan “Biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.
Pengertian
biaya menurut Suwardjono (1991 ; 60) mendefinisikan bahwa “Biaya adalah
keluarnya sumber ekonomik dari kesatuan usaha dalam usaha untuk mendatangkan
atau menimbulkan pendapatan”.
Sedangkan
menurut Kartandinata (2000:24) berpendapat bahwa ”Biaya adalah
pengorbanan yang diukur dengan satuan uang, yang dilakukan dan harus dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu”.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas
, dapat disimpulkan bahwa “Biaya adalah pengorbanan yang diukur dalam satuan
uang untuk memperoleh barang atau jasa”.
Pengertian
Biaya Standar
Pengertian
biaya standar menurut Mulyadi (2009 ; 387) : Biaya Standar adalah biaya yang
ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan
untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di
bawah asumsi bahwa kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.
Menurut
Carter (2005 ; 153) : “Biaya Standar
adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu
unit atau sejumlah tertentu produk selama satu periode tertentu”.
Menurut
Usry (2005 ; 153) : “Biaya Standar adalah biaya yang direncanakan untuk suatu
produk dalam kondisi operasi sekarang atau yang diantisipasi”.
Berdasarkan
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa “Biaya Standar merupakan biaya yang
ditentukan dimuka untuk mengukur satu-satuan produk berdasarkan pengalaman masa
lalu yang nantinya akan dibandingkan dengan biaya yang sesungguhnya yang
terjadi di perusahaan”.
Manfaat
Biaya Standar
Manfaat
biaya standar menurut Carter Usry (2005 ; 154), suatu sistem biaya standar
dapat digunakan dalam hubungannya dengan perhitungan biaya berdasarkan proses
maupun berdasarkan pesanan. Penetapan (kalkulasi) biaya standar paling tepat
diterapkan pada lingkungan pabrik dimana teknologi produksi relatif stabil dan
produk yang dihasilkan bersifat homogen didalam unit akumulasi biaya (unit yang dimaksud disini adalah suatu departemen atau
suatu pekerjaan).
Sistem biaya standar membantu perencanaan dan
pengendalian operasi serta memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang
mungkin dari keputusan atas biaya dan laba. Biaya standar digunakan untuk :
1.
Menetapkan anggaran.
2.
Mengendalikan biaya dengan cara
memotivasi karyawan dan mengukur efisiensi operasi.
3.
Menyederhanakan prosedur perhitungan
biaya dan mempercepat laporan biaya.
4.
Membebankan biaya ke persediaan bahan
baku, barang dalam proses dan barang jadi.
5.
Menetapkan tawaran kontrak dan harga
jual.
Penggunaan biaya standar untuk tujuan-tujuan akuntansi akan menyederhanakan
prosedur biaya dengan mengurangi pekerjaan administrasi dan biayanya. Suatu
sistem biaya standar yang lengkap selalu disertai dengan standarisasi bagi
operasi produksi. Produksi standar jumlah produk dan kegiatan buruh yang
spesifik, dapat dipersiapkan sebelum produksi dimulai. Permintaan bahan, kartu jam
kerja dan kartu operasi juga dapat dipersiapkan sebelum produksi dimulai,
kemudian biaya standar dapat disusun. Semakin distandarkan proses produksi,
semakin sederhana kegiatan administrasi.
Kelemahan
Biaya Standar
Menurut
Mulyadi (2009 : 389), bahwa tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak
dapat dihitung dengan tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis
standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa
standar telah ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan
atau kelonggaran yang relatif sama.
Seringkali
standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun dalam
jangka waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan
standar jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan masalah
persediaan. Jika standar sering diperbaiki, hal ini menyebabkan kurang
efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur pelaksana. Tetapi jika tidak
diadakan perbaikan standar, padahal telah terjadi perubahan yang berarti dalam
produksi, maka akan terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak
realistis.
Manfaat
Sistem Biaya Standar Dalam Pengendalian Biaya
Sistem
biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan alat
yang penting didalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan dengan realistis, hal ini akan
merangsang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya dengan efektif, karena
pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan, dan
pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.
Sistem
biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya
untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan
pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja
dan kegiatan lainnya.
Sistem
biaya standar yang menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari
biaya standar memungkinkan manajemen melaksanakan pengelolaan mereka dengan
“prinsip kelainan” (exeption principles).
Dengan memusatkan perhatian mereka terhadap keadaan-keadaan yang menyimpang
dari keadaan yang seharusnya, manajemen dilengkapi dengan alat yang efektif
untuk mengendalikan kegiatan perusahaan. (Mulyadi, 2009 ; 388)
Prosedur
Penentuan Biaya Standar
Biaya Bahan Baku Standar
Biaya bahan baku standar terdiri
dari :
1.
Masukan fisik yang diperlukan untuk
memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas
standar.
2.
Harga per satuan masukan fisik tersebut,
atau disebut pula harga standar.
Untuk
mengubah kuantitas standar bahan baku menjadi biaya bahan baku standar, maka
perlu ditentukan harga standar bahan baku. Harga standar ini pada umumnya
ditentukan dari daftar harga pemasok, catalog atau informasi yang sejenis dan
informasi lain yang tersedia yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan
harga-harga tersebut di masa depan.
Menurut
Mulyadi (2009 : 392), harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa :
a. Harga
yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya untuk jangka
waktu satu tahun.
b. Harga
yang berlaku pada saat penyusunan standar.
c. Harga
yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
Biaya
Tenaga Kerja Standar
Menurut
Mulyadi (2009 : 392) biaya tenaga kerja standar terdiri dari dua unsur yaitu :
1.
Jam Tenaga Kerja Standar
Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan
cara :
a. Menghitung
rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga
pokok (cost sheet) periode yang lalu.
b. Membuat
test-run operasi produksi dibawah
keadaan normal yang diharapkan.
c. Mengadakan
penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah keadaan yang
diharapkan.
d. Mengadakan
taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi
produksi dan produk.
Jam tenaga kerja standar ditentukan dengan cara
memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tak
bisa dihindari (menunggu bahan baku, reparasi dan pemeliharaan mesin) dan
faktor-faktor kelelahan kerja.
2.
Tarif Upah Standar
Penentuan
tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan yang dijalankan,
tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata upah per jam yang
diperkirakan akan dibayar.
Menurut
Mulyadi (2009 ; 393), untuk menentukan tarif upah standar dapat ditentukan atas
dasar:
1.
Perjanjian dengan organisasi karyawan.
2.
Data upah masa lalu. Dalam hal ini yang
dapat dipergunakan sebagai tarif upah standar adalah : rata-rata hitung,
rata-rata tertimbang atau median dari upah karyawan masa lalu.
3.
Perhitungan tarif upah dalam keadaan
operasi normal.
Biaya
Overhead pabrik standar
Standar biaya overhead pabrik
adalah biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi dalam pembuatan satu-satuan
produk. Manfaat utama tarif overhead standar ini meliputi unsur
biaya overhead pabrik variabel dan
tetap, adlaah untuk penentuan harga pokok produk dan perencanaan. Untuk pengendalian
biaya overhead pabrik dalam sistem
biaya standar, perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk
beberapa kisaran (range) kapasitas.
Tarif biaya overhead standar
menggabungkan biaya tetap dan variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada
tingkat kegiatan tertentu. Sebagai akibatnya dalam tarif biaya overhead pabrik ini semua biaya overhead pabrik diperlakukan sebagai
biaya variabel. Di lain pihak anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel, dan memperlakukan
biaya overhead tetap sebagai biaya
yang jumlah totalnya tetap dalam volume tertentu. (Mulyadi, 2009 : 393)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar